Senin, 07 April 2014

Apa Arti Pemilu (09/04/2014) Untuk Orang Alor?


Ini pertanyaan sederhana. Jawabannya juga sederhana. Agar orang Alor punya wakil di Jakarta. Setidaknya, ada representasi yang duduk diparlemen (DPR-RI). Kalau bukan orang Alor asli, atau yang punya hubungan geneologi-historis dengan Alor; dan orang luar yang berempati serta punya visi tentang pembangunan Alor ke depan.


Orang inilah yang kita percaya, bisa mengatur distribusi anggaran pembangunan, agar porsinya ideal dan berkeadilan. Paling tidak, kawasan daerah tertinggal seperti Kabupaten Alor “terasa” masih bagian Indonesia dalam politik pembangunan nasional.

Selama ini, program-program pembangunan di Alor cenderung tak lingkage dengan program-program pembangunan yang di-creat pemerintah pusat. Baik policy maupun budgeting-nya. 

Soal ini sebagai efek dari terputusnya saluran informasi strategis dari pusat ke daerah. Khsusnya Kabupaten Alor.

Berbeda dengan kabupaten lainnya di Flores-NTT, khususnya Flores Barat. Mereka mampu membangun linieritas program pembangunan yang lingkage dengan proyek-proyek pembangunan pemerintah pusat.

Akibatnya, akselerasi pembangunan di kawasan Flores Barat sangat terasa. Pertanyaannya, kenapa mereka bisa? Itu karena mereka punya representasi di DPR-RI, yang punya kewenangan membuat UU, punya fungsi anggaran dan pengawasan terhadap kinerja pemerintah.

Paling tidak, setiap masa reses dan kunjungan kerja perorangan anggota DPR-RI, para wakil rakyat itu men-suplay informasi-informasi penting proyek pembangunan yang perlu disinergikan oleh pemerintah daerah setempat. Khususnya daerah-daerah yang telah memberikan dukungan politik signifikan dimasa pemilu legislatif.     

Yang terjadi di Kabupaten Alor selama ini, informasi perencanaan anggaran pembangunan, cenderung di-suply oleh calo-calo anggaran yang tak jelas juntrungannya. 

Alhasil, informasi yang kebanyakan fiktif dengan perantara calo itu, dibayar dengan nilai “fantastis”. Apalagi itu menggunakan anggaran daerah. Anda bayangkan, anggaran daerah dibajak hanya untuk informasi fiktif calo proyek?

Karena praktek calo yang berlapis dalam struktur informasi dan politik pembangunan pemerintah Kabupaten Alor, maka nyaris setiap proyek pembangunan menyisahkan sinisme dimana-mana karena dikorup.

Persoalannya sederhana; karena kita (orang Alor) tak punya akses untuk masuk ke sentra-sentra penting informasi strategis rencana pembangunan nasional. Baik dari sisi kebijakan (policy) maupun dari sisi anggarannya (budgeting).

Anggaran-anggaran parkir semisal dana optimalisasi yang diperuntukan bagi pembangunan infrastruktur, kerap dinikmati oleh kabupaten/kota lain di NTT, karena mereka punya wakil yang memperjuangkannya.

Lagi-lagi pembahasan anggaran semisal dana optimalissai itu, hingga ke tahap Satuan tiga (3), tensi dan pertimbangan politik sangat krusial dan menentukan. Disinilah peran penting anggota DPR dengan segala daya tawarnya, mengatur dan mem-plot daerah-daerah basis sebagai calon penerima dana optimalisasi. Alhasil infrastruktur di daerah-daerah Flores Barat tumbuh pesat. Bagaimana dengan Kabupaten Alor ???   

Di titik pertanyaan inilah, kita penting merehabilitasi kesadaran dan pilihan politik. Agar memilih beberapa calon anggota DPR-RI yang selama ini sudah turun dan memberikan jalan strategis bagi politik pembangunan Kabupaten Alor ke depan.

Alor selama ini dianggap masa mengambang (floating mass). Suara pemilihnya cenderung sporadis dan tak signifikan mengarah ke figur tertentu. Terpecah-pecah hingga menjadi akumulasi suara yang kecil ke setiap caleg DPR-RI. Disinilah titik krusial yang perlu segerah diedukasi oleh elit politik kabupaten Alor.

Siapa yang kita pilih untuk DPR-RI ?
Tentu orang yang kita pilih adalah yang punya visi besar tentang Kabupaten Alor (baik putera/Puteri daerah, atau yang punya hubungan geneologi-historis dengan Alor).

Ia memahmi sektor-sektor penting pembangunan Alor, baik dari sisi kebijakan maupun anggaran. Punya pengalaman yang matang di dunia politik dan berjejaring secara nasional. 

Yang kita pilih adalah tokoh. Apalagi tokoh mudah dan enerjik. Kita tidak memilih siapa yang paling banyak spanduk dan balihonya di Kota Kalabahi, tapi yang kita pilih adalah tokoh yang punya visi besar tentang pembangunan Alor ke depan.  

Ia tidak hanya mengumpulkan suara di Alor, tapi di beberapa titik electoral Dapil I NTT pun ia punya kantong basis yang bisa di andalkan. Harus ada satu tekad bagi orang Alor bahwa kita adalah bagian dari kemenangan di tanggal 09 april nanti di TPS. AYO memilih yang bervisi tentang Alor ke depan. []

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar