Rabu, 14 Mei 2014

Selamat Ulang Tahun yang ke-4 Jagoan-ku

Entah kenapa, malam ini sudah jam 01.40 WIB Alif belum juga bobok. Matanya masih menyala seperti balon lampu 10 WATT. Memang biasanya, kalau leptop saya nyala, mata Alif ikut melek hingga larut. Ia selalu berharap saya putar film Jet Li. Itu film kungfu kesukaannya. Atau apa budaya begadang sudah mulai menurun padanya. Semoga tidak.


Alif mulai pintar doa setelah solat. Do’anya cukup fokus pada yang dinginkan. “Ya Allah, berikan ayah Alif rejeki yang banyak, biar Alif bisa sekolah dan beli sepeda baru ya Allah”. Masih kecil tapi sudah pintar menumpahkan seleranya pada Tuhan. Doa yang cukup meyakinkan Tuhan.

Dua bulan lalu, bundanya mendaftarkan Alif di TK Aysiyah. Sejak itu, Alif sudah melupakan Gontor. Dulu kalau ditanya, Alif sekolah dimana? Jawabnya “Sekolah di Gontor”. Tapi kini jawabannya “Sekolah di TK Aysiyah”. Kemarin ditanya kalau sudah besar mau jadi apa? Jawabnya “mau jadi dokter”. Sekarang sudah ganti lagi, “mau jadi polisi”.

Waktu-waktu yang paling memusingkan adalah jam berangkat kerja. Alif selalu tanya, Ayah pake baju apa bun? Setiap mau berangkat kerja, dikiranya mau ke Mall Cempaka Mas, atau beli mainan di Gramedia. Kalau sudah begitu, ia bergegas memakai celana jins kesukaannya, atau sering dibilangnya “celana ganteng” dan ngotot ikut.

Apapun itu nak, kau tetaplah Alif. Sosok yang menyerupai namamu. Alif Fachry Zafran Khoiri; yang pertama dan kebanggan para pemenang dalam kebaikan. Nama yang tak saja menempel jiwamu, tapi sekaligus menjadi munajat untuk masa depanmu.

Empat tahun bukanlah waktu sebentar menunggumu tumbuh. Hari berganti bulan, kami selalu mengharapkan ada peristiwa baru dalam hidupmu. Kami selalu memastikan apa yang kau makan adalah yang halal. Yang murni dari keringat dan peluh. Bahkan kami menjaga itu dari hari-harimu.  

Malam ini mengingatkan saya pada bundamu, yang waktu itu mulas dan mondar-mandir karenamu yang ada dalam perutnya. Seakan waktu meloncat begitu cepat, dari 15 Mei 2010 ke 15 Mei 2014. Baru kemarin saya menunggumu dengan gelisah dari perut bundamu, kini kau tumbuh sebagai lelaki Timur yang gagah. Kemauanmu yang kuat, gaya ngototmu, membuat kau menjadi laki-laki yang utuh dan tangguh.   

Kamu lahir dalam suasan yang begitu sulit. Ketika kami (ayah dan bundamu) baru mulai menghitung hidup. Mulai memintal nafas. Tapi akhirnya kekuatan hati dan cinta, kami mendekapmu dalam kecintaan yang sungguh. Sedetikpun tak terlewati. Sampai kapanpun, cinta dan jiwa kami menyertaimu. Menyertai hari-harimu hingga kau tumbuh sebagai sosok yang ada dalam namamu. Selamat ulang tahun Alif, separuh Jiwaku. []

  





Tidak ada komentar:

Posting Komentar